Home» Arisan haji dan umroh » ARISAN HAJJI & UMROH Anggauta yang bisa membawa 10 peserta Umroh walaupun dengan DP Rp: 3.500.000,- dg syarat. 1. Mengurus passport, dokumen perjalanan dan perlengkapanya sendiri.
loading...Sholawat Mansub yang diijazahkan Habib Sholeh bin Muchsin Al-Hamid memiliki fadhillah luar biasa untuk kelancaran segala urusan. Foto/dok Channel Abdun Mudznib Sholawat صلوات adalah jamak dari kata sholat yang berarti doa. Sholawat merupakan amalan yang langsung diperintahkan Allah melalui Al-Qur'an. "Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." Al Ahzab 56Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Sholeh bin Muchsin Al-Hamid atau dikenal dengan Habib Tanggul mengijazahkan satu redaksi Sholawat yang fadhillahnya luar biasa. Sholawat ini populer dengan sebutan Sholawat Mansub, slah satu sholawat yang diyakini dapat melancarkan segala Juga Habib Sholeh Tanggul, Waliyullah yang Doanya MakbulBerikut Lafaz Sholawatnyaأَاللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ صَلاَةً تَغْفِرُ بِهَا الذُّنُوْبَ ۞ وَتُصْلِحُ بِهَا الْقُلُوْبَ ۞ وَتَنْطَلِقُ بِهَا الْعُصُوْبُ ۞ وَتَلِيْنُ بِهَا الصُّعُوْبُ ۞ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ إِلَيْهِ مَنْسُوْبٌ"Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammadin, Sholatan Taghfiru Bihadzunub, wa Tuslihu Bihal Qulub, wa Tantholiqu Bihal 'Usuub wa Talinu Bihasshu'uub wa 'ala Alihi wa Sohbihi wa man ilaihi Mansub." Artinya"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami menjadi lancar urat-urat kami, menjadi mudah segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya beserta orang-orang dimansubkan dinisbatkan kepada baliau".Sholawat ini dibaca dengan hitungan ganjil 11 atau 21 kali setiap selesai sholat fardhu. Apabila punya hajat mendesak dibaca 41 kali/101 kali. Dianjurkan terlebih dahulu menghadiahkan Al-Fatihah kepada kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan kepada Habib Sholeh Tanggul, kemudian mebaca Sholawat yang istiqomah membacanya, akan diberikan kebahagiaan dunia akhirat, dimudahkan segala urusannya. Kemudian dilembutkan hatinya, diberkahi anak keturunannya, diberikan rezeki yang tidak disangka-sangka, diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah. Dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang "La khoufun alaihim wala hum yahzanun" tidak ada ketakutan lagi bagi mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.Wallahu A'lam Baca Juga rhs
Inilahpembahasan selengkapnya mengenai contoh kata sambutan ketua panitia rat koperasi. Meningkatkan silaturahmi dikalangan anggota Dharma Wanita2. 250 ml susu cair. Nah tak jarang pula dalam acara arisan ini disampaikan kata sambutan yang dapat dilakukan oleh ketua Dharma Wanita ataupun para anggota lainnya.
Bersholawat merupakan kegiatan yang sering atau setidaknya pernah dilakukan minimal satu kali oleh masyarakat muslim di seluruh indonesia. Membahas perihal sholawat Nabi, jelas saja kita akan dihadapkan dengan bermacam-macam jenisnya, setidaknya itulah yang diketahui masyarakat-masyarakat disini kita akan membahas apakah hukum membaca shalawat nabi dengan dinyanyikan seperti yang pernah dilakukan oleh sebagian masyarakat. Dalam sebuah Hadist pun, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًاBarangsiapa memohonkan shalawat atasku sekali, Allah bershalawat atasnya sepuluh kali. HR Muslim, no. 408, dari Abu HurairahTentu saja karena hadist tersebut lah, maka bersholawat untuk Nabi merupakan salah satu kegiatan yang patutnya diketahui dan dilakukan oleh umat-umat muslim di seluruh kita mengkaji lebih dalam, apakah sholawat yang sering kita lantunkantersebut sudah sesuai dengan syariat? Menghadapi pertanyaan seperti itu tentusaja kita tidak bisa langsung menyimpulkan dengan semena-mena, usaha lanjutandiperlukan untuk menilik jauh ke belakang demi mempelajari tata cara sholawatyang benar menurut ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi dari itu, dalam atrikel ini, kita akan mengetahui hukum membaca shalawat nabi dengan dinyanyikan , kita harus memahami satu hal yang penting, yaitu “Sholawat Utamanya adalah mendoakan Nabi, Bukan memuji-muji Nabi Secara berlebihan.” Jangan disalah atikan bahwa memuji-muji Nabi itu tidak boleh. Boleh, namun dalam konteks ini mendoakan lah yang lebih utama. Atas dasar itulah muncul pertanyaan,Bagaimana Sholawat Menurut Sunnah yang Diajarkan Rasulullah?Baca juga Hukum Menyingkat Shalawat NabiHukum Membaca Shalawat Saat HaidHukum Membaca Shalawat Tanpa WudhuKeutamaan Shalawat Di Hari JumatManfaat Shalawat NariyahSholawat pun sejatinyamemang ada tata caranya. Dan sebaik-baik sholawat yang dilantunkan, adalahsholawat yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Kenapa kita tidakbisa bersholawat dalam konteks ini mendoakan Nabi dengan membuat tata carasendiri, atau ikut tata cara bervariasi yang umum dilakukan masyarakat? Tentusaja karena hal-hal tersebut tidak ada dasarnya dan berpotensi menujurus kepadakemusyrikan bid’ah.Dalam Fiqih, dijelaskan ada setidaknya 8 Lafadz sholawat yang hukumnya Shaih yang diajarkan Rasulullah melalui Hadist. Dan yang paling ringkas adalah Allahumma shallii wa sallim alaa nabiyyinaa Muhammad. “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad” Shahih. HR. At-Thabrani melalui dua isnad 5 Tata Cara Bershalawat yang BenarLantas perihal tata cara dalam bersholawat, Seperti Apakah Rasulullah mencontohkannya? Berikut kita bagi dalam beberapa poin. Atas berbagai sumber yang shahih, para ulama membaginya menjadi beberapa indikator 1. Shalawat harus shahihSholawat yang dibaca sejatinya harus sholawat yang shahih dan disyari’atkan, karena sholawat termasuk dzikir, dan dzikir termasuk ibadah. Bukan shalawat yang dibuat-buat oleh manusia bid’ah, karena perilaku bid’ah sesungguhnya adalah . Tata cara dan bacaan harus benarSemakin banyak bersholawat, maka semakin baik. Tidak dibatasi oleh jumlah, tempat dan waktu. Satu satunya pembatasan adalah tata cara dan bacaan tidak boleh ditambah-tambahi.3. Dilantunkan dengan pelanDilantunkan dengan suara yang pelan. Karena bersholawat termasuk dzikir. Sedangkan di antara adab berdzikir, yaitu dengan suara yang dipelankan, kecuali ada dalil yang menunjukkan harus diucapkan dengan keras. Allah berfirman dalam QS, Al-A’raf ayat 205 وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِفْيَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ وَلاَتَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَDan dzikirlah ingatlah, sebutlah nama Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Al A’raf 205Baca juga Keistimewaan Doa Setelah Tasyahud AkhirHukum Niat Puasa Saat Adzan SubuhHukum Imsak Dalam IslamHukum Gratis Ongkir Dalam IslamKeistimewaan Membaca Doa Setelah Mendengar Adzan4. Dibaca sendiriDilakukan sendiri, tidak berjamaah. Karena membaca sholawat termasuk dzikir dan ibadah, sehingga harus berdasarkan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. tidak ada dalil yang membenarkan bershalawat dengan berjama’ah bersama-sama. Pasalnya, jika dilakukan berjama’ah, tentu dibaca dengan keras, dan ini bertentangan dengan adab dzikir yang diperintahkan Allah, yaitu dengan Tidak diiringi dengan rebana atau alat musikMembaca sholawat tidak boleh diiringi dengan Rebana atau alat musik jenis apapun, karena tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan itu termasuk bid’ah. Perbuatan ini mirip dengan kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang-orang Sufi. Mereka membaca Qasidah dan Sya’ir diiringi lantunan musik dan menyebutnya dengan istilah Sama’ atau penerapannya, kita dicontohkan untuk beribadah secara diam-diam tidakriya’. Mengingat Ibadah merupakan urusan individual kita kepada Allah. Dalamsuatu hadist yang lain bahkan Rasulullah pernah menegur sahabat-sahabatnyakarena mengucapkan takbir dengan terlalu Musa Al Asy’ari berkata لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَاللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَاللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهKetika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerangi atau menuju Khaibar, orang-orang menaiki lembah, lalu mereka meninggikan suara dengan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illa Allah. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,”Pelanlah, sesungguhnya kamu tidaklah menyeru kepada yang tuli dan yang tidak ada. Sesungguhnya kamu menyeru Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia bersama kamu dengan ilmuNya, pendengaranNya, penglihatanNya, dan pengawasanNya, Pen..”Dan saya Abu Musa di belakang hewan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mendengar aku mengatakan Laa haula wa laa quwwata illa beliau bersabda kepadaku,”Wahai, Abdullah bin Qais Abu Musa.” Aku berkata,”Aku sambut panggilanmu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Maukah aku tunjukkan kepadamu terhadap satu kalimat, yang merupakan simpanan di antara simpanan-simpanan surga?” Aku menjawab,”Tentu, wahai Rasulullah. Bapakku dan ibuku sebagai tebusanmu.” Beliau bersabda,”Laa haula wa laa quwwata illa billah.” HR Bukhari, no. 4205; Muslim, no. 2704Baca juga Hukum Wudhu Menggunakan GayungDoa Awet Muda Nabi YusufHukum Mengetahui Dalil dalam IslamAmalan Dzikir Penghapus DosaCara Berdoa yang Benar Dalam IslamAtas kajian di atas, tentu saja kita dapat mengambil kesimpulan tentang hukum membaca shalawat nabi dengan dinyanyikan yang sangatlah jelas. Bahwasanya setiap ibadah yang dilakukan harus didasari dari hadist dan tuntunan yang jelas. Tujuannya adalah untuk menghindari bid’ah dan kemusyrikan. Akan berbahaya jika kita tidak paham ilmunya dan kita hanya melaksanakan suatu amalan atas dasar ikut-ikut saja dengan orang penting bagi kita untuk mendekati sumber kajian ilmu yang tepat agar kita tidak salah dalam bersholawat. Seperti dengan menjauhi cara bersholawat yang tidak ada dalilnya seperti bershalawat dengan dinyanyikan, karena ini tidak pernah dicontohkan oleh para pendahulu kita dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Wallahu a’ kajian tentang hukum membaca shalawat nabi dengan dinyanyikan, dapat menjadi sebuah pengingat untuk kita agar kita menjadi manusia yang lebih baik. Perlu ditekankan bahwa ilmu Fiqih adalah ilmu yang sangat dalam pemahamannya, jadi alangkah baiknya untuk para pembaca agar lebih mantap dalam meniatkan ibadah, maka carilah sumber-sumber lain yang sifatnya shahih untuk mendukung isi kajian diatas. Semoga kita selalu diberikan petunjuk untuk tetap berjalan di jalan yang lurus. Insya AllahHamsa, c0MnWm2.